Kepribadian Wanita dilihat dari Bentuk Bibir

Pada dasarnya bibir memang dibedakan antara tebal dan tipis, namun kelebaran bibir juga menambah perbedaan bentuk fisik bibir. Ada pula bibir yang simetris, dengan ukuran yang sama dan proporsional. Namun, ada pula yang asimetris, antara sudut kanan dan kiri agak berbeda.
Uniknya, masing-masing bentuk tersebut mengungkapkan kepribadian seseorang. Lantas apa kata bentuk bibir soal kepribadian Anda?
1. Bibir Penuh
Cirinya:
Bibir ini cukup tebal dan ukurannya penuh. Bentuknya juga padat berisi dan cenderung membentuk kurva, mereka yang memiliki bibir seperti ini, contohnya: Angelina Jolie, Titi Dj, Megan Fox.
Kepribadian:
Pada umumnya mereka yang berbibir penuh cenderung suka akan petualangan dan tantangan. Mereka suka memanjakan diri dan tergolong orang yang berani. Mereka tidak terlalu suka diatur, dan cenderung vokal. Mereka adalah sosok yang mandiri, aktif, dan seksi.
2. Bibir Tipis dan Lebar
Cirinya:
Bibir tipis, dan mengembang cenderung lebih lebar dari orang lain saat tersenyum. Mereka yang memiliki bibir seperti ini, contohnya: Luna Maya, Acha Septriasa, Anne Hathaway, Rossa.
Kepribadian:
Orang-orang seperti ini cenderung populer dan punya banyak teman. Perfeksionis dalam hal pekerjaan, punya banyak talenta, dan cenderung diiringi kesuksesan. Anda tak suka ditekan dan diatur, Anda percaya bahwa Anda bisa menentukan takdir sendiri dan tak bergantung pada orang lain.
3. Bibir Kecil dan tebal
Cirinya:
Ukurannya tergolong kecil, namun bibir ini cukup berisi dan tidak tipis. Bentuknya nyaris bulat menyerupai kancing. Mereka yang memiliki bibir seperti ini, contohnya: Drew Barrymore, Agnes Monica, Chelsea Olivia.
Kepribadian:
Rasa keingintahuan mereka akan sesuatu sangat besar, mereka juga sangat menarik secara fisik. Di antara yang lain, mereka punya sifat yang pemberontak. Mudah mencari teman dan selalu menjadi pusat perhatian.
4. Bibir Kecil dan tipis
Cirinya:
Ukurannya kecil dan tipis, terkadang bibir dengan ciri ini cenderung asimetris. Mereka yang memiliki bibir seperti ini, contohnya: Kate Hudson, Inneke Koesherawati, Reese Witherspoon, Nirina Zubir, Zora, Meychan.
Kepribadian:
Mereka adalah orang yang sangat teliti dan peduli akan hal-hal kecil. Sensitif, dan punya intuisi yang tajam. Cukup terbuka namun tak jarang di beberapa kesempatan tiba-tiba menjadi pemalu. Tak suka berpura-pura dan suka tampil apa adanya.
5. Bibir berbentuk busur
Bentuknya menyerupai hati dan mengembang bagaikan busur. ukurannya normal dan tidak terlalu lebar. Namun bibir bagian bawah cenderung sedikit lebih besar. Mereka yang memiliki bibir seperti ini, contohnya: Hayden Panettiere, Sandra Dewi, Asmirandah.
Kepribadian:
Mereka adalah sosok yang mandiri, ekspresif dan tak pernah menutupi apa yang mereka rasakan. Tidak takut akan masa depan dan cenderung vokal. Mereka berani bertanggung jawab dan tidak takut mengeluarkan kritikan tajam.
6. Bibir tebal
Bentuknya proporsional, namun tebal di kedua bagian (atas maupun bawah). Bentuk bibir normal dan tidak terlalu kurva. Mereka yang memiliki bibir seperti ini, contohnya: Natalie Portman, Julia Perez, Titi Kamal, Rianti Cartwright.
Kepribadian:
Mereka adalah sosok yang misterius, dan cenderung tertutup soal hal-hal yang pribadi. Cerdas dan sangat menarik, namun sulit untuk ditebak. Mereka tak mudah puas dan sulit untuk dirayu.

Anti oksidan dan radikal bebas

Antioksidan didefinisikan sebagai inhibitor yang bekerja menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif yang relatif stabil. Tetapi mengenai radikal bebas yang berkaitan dengan penyakit, akan lebih sesuai jika antioksidan didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas oksigen reaktif.
Efek berbahaya radikal bebas
Saat ini ditemukan bahwa ternyata radikal bebas berperan dalam terjadinya berbagai penyakit. Hal ini dikarenakan radikal bebas adalah spesi kimia yang memiliki pasangan elektron bebas di kulit terluar sehingga sangat reaktif dan mampu bereaksi dengan protein, lipid, karbohidrat, atau DNA. Reaksi antara radikal bebas dan molekul itu berujung pada timbulnya suatu penyakit.
Efek oksidatif radikal bebas dapat menyebabkan peradangan dan penuaan dini. Lipid yang seharusnya menjaga kulit agar tetap segar berubah menjadi lipid peroksida karena bereaksi dengan radikal bebas sehingga mempercepat penuaan. Kanker pun disebabkan oleh oksigen reaktif yang intinya memacu zat karsinogenik, sebagai faktor utama kanker. Selain itu, oksigen reaktif dapat meningkatkan kadar LDL (low density lipoprotein) yang kemudian menjadi penyebab penimbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Akibatnya timbullah atherosklerosis atau lebih dikenal dengan penyakit jantung koroner. Di samping itu penurunan suplai darah atau ischemic karena penyumbatan pembuluh darah serta Parkinson yang diderita Muhammad Ali menurut patologi juga dikarenakan radikal bebas.
Tipe radikal bebas turunan oksigen reaktif sangat signifikan dalam tubuh. Oksigen reaktif ini mencakup superoksida (O`2), hidroksil (`OH), peroksil (ROO`), hidrogen peroksida (H2O2), singlet oksigen (O2), oksida nitrit (NO`), peroksinitrit (ONOO`) dan asam hipoklorit (HOCl).
Sumber radikal bebas
Sumber radikal bebas, baik endogenus maupun eksogenus terjadi melalui sederetan mekanisme reaksi. Yang pertama pembentukan awal radikal bebas (inisiasi), lalu perambatan atau terbentuknya radikal baru (propagasi), dan tahap terakhir (terminasi), yaitu pemusnahan atau pengubahan menjadi radikal bebas stabil dan tak reaktif.
Penjelasan mengenai sumber radikal bebas endogenus ini sangat bervariasi. Sumber endogenus dapat melewati autoksidasi, oksidasi enzimatik, fagositosis dalam respirasi, transpor elektron di mitokondria, oksidasi ion-ion logam transisi, atau melalui ischemic. Autoksidasi adalah senyawa yang mengandung ikatan rangkap, hidrogen alilik, benzilik atau tersier yang rentan terhadap oksidasi oleh udara. Contohnya lemak yang memproduksi asam butanoat, berbau tengik setelah bereaksi dengan udara. Oksidasi enzimatik menghasilkan oksidan asam hipoklorit. Di mana sekitar 70-90 % konsumsi O2 oleh sel fagosit diubah menjadi superoksida dan bersama dengan `OH serta HOCl membentuk H2O2 dengan bantuan bakteri. Oksigen dalam sistem transpor elektron menerima 1 elektron membentuk superoksida. Ion logam transisi, yaitu Co dan Fe memfasilitasi produksi singlet oksigen dan pembentukan radikal `OH melalui reaksi Haber-Weiss: H2O2 + Fe2+ —> `OH + OH- + Fe3 +. Secara singkat, xantin oksida selama ischemic menghasilkan superoksida dan xantin. Xantin yang mengalami produksi lebih lanjut menyebabkan asam urat.
Sedangkan sumber eksogenus radikal bebas yakni berasal dari luar sistem tubuh, diantaranya sinar UV. Sinar UVB merangsang melanosit memproduksi melanin berlebihan dalam kulit, yang tidak hanya membuat kulit lebih gelap, melainkan juga berbintik hitam. Sinar UVA merusak kulit dengan menembus lapisan basal yang menimbulkan kerutan.
Penggolongan Antioksidan
Untuk memenuhi kebutuhan antioksidan, sebelumnya kita perlu mengenal penggolongan antioksidan itu sendiri. Antioksidan terbagi menjadi antioksidan enzim dan vitamin. Antioksidan enzim meliputi superoksida dismutase (SOD), katalase dan glutation peroksidase (GSH.Prx). Antioksidan vitamin lebih populer sebagai antioksidan dibandingkan enzim. Antioksidan vitamin mencakup alfa tokoferol (vitamin E), beta karoten dan asam askorbat (vitamin C).
Superoksida dismutase berperan dalam melawan radikal bebas pada mitokondria, sitoplasma dan bakteri aerob dengan mengurangi bentuk radikal bebas superoksida. SOD murni berupa peptida orgoteina yang disebut agen anti peradangan. Kerja SOD akan semakin aktif dengan adanya poliferon yang diperoleh dari konsumsi teh. Enzim yang mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen adalah katalase. Fungsinya menetralkan hidrogen peroksida beracun dan mencegah formasi gelembung CO2 dalam darah.
Antioksidan glutation peroksidase bekerja dengan cara menggerakkan H2O2 dan lipid peroksida dibantu dengan ion logam-logam transisi. GSH.Prx mengandung Se. Sumber Se ada pada ikan, telur, ayam, bawang putih, biji gandum, jagung, padi, dan sayuran yang tumbuh di tanah yang kaya akan Se. Dosis Se yang terlalu tinggi bersifat racun.
Vitamin E dipercaya sebagai sumber antioksidan yang kerjanya mencegah lipid peroksidasi dari asam lemak tak jenuh dalam membran sel dan membantu oksidasi vitamin A serta mempertahankan kesuburan. Vitamin E disimpan dalam jaringan adiposa dan dapat diperoleh dari minyak nabati terutama minyak kecambah, gandum, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau.
Sebagai antioksidan, beta karoten adalah sumber utama vitamin A yang sebagian besar ada dalam tumbuhan. Selain melindungi buah-buahan dan sayuran berwarna kuning atau hijau gelap dari bahaya radiasi matahari, beta karoten juga berperan serupa dalam tubuh manusia. Beta karoten terkandung dalam wortel, brokoli, kentang, dan tomat.
Antioksidan yang berasal dari sumber hewani walaupun menjadi penyumbang minoritas tetapi peranannya tidak dapat disepelekan begitu saja. Hal yang mengejutkan ada pada astaxanthin yang tergolong karoten. Menurut para ahli, astaxanthin 1000 kali lebih kuat sebagai antioksidan daripada vitamin E. Udang, ikan salmon, kerang merupakan sumber potansial astaxanthin. Tetapi kandungan astaxanthin terbanyak ada pada sejenis mikroalga, yaitu Haematococos pluvalis. Astaxanthinnya melindungi alga dari perubahan lingkungan seperti tingginya foto oksidasi ultraviolet dan evaporasi. Aktivitas antioksidan ini bekerja melawan lipid peroksida dan bahaya oksidasi LDL kolesterol maupun UV, serta membantu penglihatan, respon kekebalan, reproduksi dan pigmentasi bagi alga.
Sedangkan asam askorbat mudah dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat. Dengan demikian maka vitamin C juga berperan dalam menghambat reaksi oksidasi yang berlebihan dalam tubuh dengan cara bertindak sebagai antioksidan. Vitamin C terkandung dalam sayuran berwarna hijau dan buah-buahan.
Di samping penggolongan antioksidan di atas, ada pula senyawa lain yang dapat menggantikan vitamin E, yaitu flavonoid. Hal ini dikemukakan oleh Department of Environmental and Molecular Toxicology, Oregon State University. Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang terdapat pada teh, buah-buahan, sayuran, anggur, bir dan kecap. Aktivitas antioksidan flavonoid tergantung pada struktur molekulnya terutama gugus prenil (CH3)2C=CH-CH2-. Dalam penelitian menunjukkan bahwa gugus prenil flavonoid dikembangkan untuk pencegahan atau terapi terhadap penyakit-penyakit yang diasosiasikan dengan radikal bebas.
Dari penjabaran di atas, setidaknya kita telah dapat mengetahui berbagai sumber antioksidan berikut mengapa antioksidan diperlukan bagi kesehatan. Prevention is much better than curation, however. Jadi, mulailah dengan menjaga kesehatan dari makanan dan minuman yang kita konsumsi setiap hari.